CARA SEDERHANA MEMINIMALISIR SAMPAH RUMAH TANGGA

 

Dapat kita perkirakan, berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga di suatu lingkungan Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), pada tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota pada setiap hari, mingguan, dan bulanan? Setiap harinya, beberapa Truk sampah yang digerakkan oleh instansi pemerintah yang berperan untuk penanganan sampah, akan menampung sampah masyarakat dalam hitungan ton. Sehingga tidak mengherankan bila Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di setiap daerah akan menyimpan sampah masyarakat dalam jumlah yang besar. Tentunya, hal ini sangat penting untuk dipikirkan bersama oleh setiap pihak, baik mulai dari masyarakat itu sendiri, lembaga sosial pemerhati lingkungan, dan pemerintah daerah setempat.

Salah satu cara sederhana yang bisa diambil untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang terus mengalami kenaikan produksi sampah adalah melalui dengan menciptakan BANK SAMPAH. Setiap rumah tangga harus bisa memisahkan sampah yang berbahan organik maupun non-organik. Untuk sampah yang bersifat organik, dapat dikelola dengan baik, untuk bisa digunakan sebagai pupuk alami. Bila saja setiap rumah tangga atau kelompok masyarakat, bisa mengelola sampah organik dengan baik, maka kemungkinan sampah-sampah yang bersifat organik dapat dimanfaatkan bagi tanaman yang ada dilingkungan mereka.

Khusus untuk sampah non-organik, dapat diatas dengan mengumpulkan berbagai barang yang terbuat adari bahan plastik, karton, kaleng, dan sebagainya untuk bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Melalui kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak dibidang pengumpul barang-barang bekas, dapat menjualnya sampah non-organik tersebut kepada para pengrajin yang dapat mengelola sampah non-organik menjadi suatu produk yang bernilai jual.

Pemerintah daerah setempat dapat menggagas dan mendorong masyarakat para pecinta lingkungan untuk turut berpartisipasi dalam menyukseskan BANK SAMPAH. Berbagai sampah, baik bersifat organik maupun non-organik harus bisa dikelola dengan baik, sehingga tidak mencemari lingkungan dan sekaligus untuk meminimalisir tumpukan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang bersifat organik, dapat di fermentasi mikrobanya sehingga bisa diolah menjadi bahan pupuk alami bagi tanaman. Sampah yang bersifat non-organik, dibutuhkan sentuhan untuk dilakukan transformasi (pengubahan) dari sampah yang tidak bernilai menjadi suatu produk yang bernilai jual.

Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, bisa dimulai dari lingkungan sendiri melalui pengelolaan sampah yang baik. Setiap rumah tangga bisa melakukan pemilahan dan pengolahan sampah yang organik melalui proses yang sederhana. Bagi instansi pemerintah yang bertugas dalam persampahan, harus mampu menciptakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang bersih, dan tertata dengan baik, sehingga meminimalisir lingkungan yang kotor, tidak beraturan, dan bau tidak sedap. Sampah harus bisa dipilah dan diolah dengan baik dalam skala besar untuk menghasilkan suatu nilai manfaat. Bagi kelompok masyarakat pecinta lingkungan dan organisasi sosial lainnya, dapat melakukan berbagai kegiatan aksi sosial yang dapat mendukung terciptanya lingkungan yang bersih, asri, dan  nyaman.

Catatan: Toman Sony Tambunan

25 September 2021

 

Tulisan ini sudah dipublikasikan dalam blog penulis: tomansonytambunan.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar