Meminimalisir Krisis Kepemimpinan

 "Meminimalisir Krisis Kepemimpinan"

Oleh: Toman Sony Tambunan
(Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Pembelajar, Penulis Buku, Praktisi, Peneliti, Konsultan, Editor Buku, Reviewer Jurnal)

 Bekerja dan berkarya dalam suatu




organisasi atau bangsa merupakan suatu pengabdian. Pengabdian tersebut dimaksudkan untuk kerja yang nyata serta menghasilkan karya yang baik. Di dalam era kompetisi dan derasnya arus globalisasi sekarang ini, setiap individu, organisasi maupun negara dituntut akan kecepatan, perubahan, fleksibilitas, adaptasi, dan menangkap setiap peluang yang ada. Dunia yang berubah dengan cepat tidak hanya menawarkan banyak resiko, tetapi juga peluang-peluang yang sangat baik untuk menuju kesuksesan, dan untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut dibutuhkan banyak keahlian dan tersedianya sumber daya yang cukup. Pada era ini juga dianalogikan seperti siapa yang kuat, dia akan bertahan dan siapa yang lemah, dia akan tertinggal.

Pemimpin dalam hal memimpin, sukses seseorang diukur dari keberhasilan memajukan organisasinya dan memperjuangkan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya.
Indonesia kini mengalami krisis kepemimpinan, hal ini dapat dilihat dari: banyaknya permasalahan negara yang kompleks belum terselesaikan oleh pemimpin negara, pemimpin pemerintahan tidak menunjukkan sifat keteladanan yang baik, dan kekuasaan yang dimiliki hanya untuk mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan. Permasalahan tersebut dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemimpin negara. Untuk menjadi seorang pemimpin Indonesia yang efektif dalam lingkungan yang sulit saat ini, pemimpin harus mampu bekerja dengan cerdas, berani dan berperasaan. Bekerja dengan cerdas dibutuhkan pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual. Bekerja dengan keberanian dibutuhkan pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional. Bekerja dengan perasaan dibutuhkan pemimpin yang memiliki kecerdasan spiritual. Tidak semua pemimpin negara yang mampu menunjukkan ketiga kapasitas kecerdasan tersebut pada situasi-situasi tertentu. Sayangnya, beberapa pemimpin negara hanya mengandalkan salah satu kapasitas tersebut. Dan alhasil, pemimpin tersebut tidak sepenuhnya mampu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan negara yang begitu kompleks. Di masa-masa sulit saat ini yang penuh dengan kompleksitas permasalahan serta pergeseran dalam perilaku bangsa, kondisi sosial, politik, dan ekonomi, maka negara Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang utuh dan lengkap dari sisi kecerdasan, perasaan dan keberanian sesuai dengan tuntutan situasi.

Catatan: 10 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar