MEMAHAMI KONSEP EKONOMI BIRU

 "MEMAHAMI KONSEP EKONOMI BIRU"

Oleh: Toman Sony Tambunan
(
Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Pembelajar, Penulis Buku, Praktisi, Peneliti, Konsultan, Editor Buku, Reviewer Jurnal)

 Konsep ekonomi biru pertama kali diperkenalkan oleh Gunter Pauli, Pendiri dan aktivis Zero Emissions Research and Iniative Foundation, dimana dia menerbitkan sebuah buku pada tahun 2010 yang berjudul ”Blue Economy: 10 Years-100 initiatives-100 Milion Jobs”. Buku ini mengungkapkan beberapa prinsip pokok terkait konsep ekonomi biru yang mengacu pada efesiensi sumber daya alam, sistem produksi tanpa menyisakan limbah, kepedulian sosial (social inclusiveness) , pemerataan sosial dan kesempatan kerja, serta inovasi.

Ekonomi Biru didefinisikan sebagai suatu proses dimana semua bahan baku berikut proses produksi berasal dari alam semesta dan mengikuti cara alam bekerja. (http://ekonomibiru.com). Model ekonomi ke depan menekankan pada keuntungan dan strategi inovasi dengan mengikuti kondisi alam. Ekonomi biru merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi sebelumnya dilaksanakan belum menghasilkan kinerja yang baik serta menciptakan lebih banyak kegiatan dalam bentuk model yang berkelanjutan atau berkesinambungan. Konsep Ekonomi Biru dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung bersifat pemanfaatan untuk kepentingan sendiri dan merusak lingkungan sehingga menghasilkan limbah-limbah yang dibuang lansung ke alam. Inti dari konsep Ekonomi Biru adalah pengembangan secara berkelanjutan (Sustainable Development) yang merupakan sebagai koreksi untuk tujuan pertumbuhan ekonomi, rakyat sejahtera, serta langit dan laut tetap biru.
Esensi dari Ekonomi Biru, yaitu Pertama: Learning From Nature yang berarti efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya yang disediakan alam, serta tidak mengurangi namun harus tetap memperkaya sumberdaya alam; Kedua: The Logis Of Ecosystems (cara kerja ekosistem dijadikan sebagai model Ekonomi Biru) yang mengandung arti seperti air mengalir dari gunung membawa nutrien dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan seluruh komponon ekosistem, limbah dari sesuatu menjadi makanan bagi yang lain, limbah dari satu proses menjadi bahan baku/sumber energi bagi yang lain. Hanya dengan gravitasi energi didistribusikan secara fisien dan merata tanpa ekstraksi energi eksternal; Ketiga: Inspired By 100 Innovations (inovasi ekonomi praktis yang mengilhami Ekonomi Biru) dengan prinsip mencontoh cara kerja ekosistem: ekosistem selalu bekerja menuju tingkat efisiensi lebih tinggi untuk mengalirkan nutrien dan dan energi tanpa emisi dan limbah untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi semua kontributor.
Sementara prinsip-prinsip dari Ekonomi Biru, yaitu Pertama: Natural Resources Efficiency yang berarti prinsip efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam; Kedua: Zero waste yang berarti dalam proses pemanfaatan sumber daya alam, tidak ada meninggalkan limbah yang dapat mengakibatkan pengrusakan lingkungan; Ketiga: Social Inclusiveness yang berarti mengutamakan lebih banyak kesempatan kepada masyarakat miskin serta swasembada untuk semua pekerjaan yang bersifat social ekuitas; Keempat: Cyclic systems of production: endless generation, balancing production and consumption yang berarti sistem produksi dan konsumsi yang bersifat berkelanjutan dan seimbang; Kelima: Open ended innovation and adaption: the principle of the law of physics and continous natural adaption yang berarti terbuka akan inovasi dan kreatif dalam mengikuti perkembangan serta menganut prinsip-prinsip hukum fisika dan adaptasi alami secara berkelanjutan.


Catatan: 11 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar