Konsep Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 dalam Perspektif Pendidikan Tinggi

 "Konsep Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 dalam Perspektif Pendidikan Tinggi"

Oleh: Toman Sony Tambunan
(Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Pembelajar, Penulis Buku, Praktisi, Peneliti, Konsultan, Editor Buku, Reviewer Jurnal)

 Fungsi Pendidikan Tinggi berdasarkan Pasal 4 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 12 Tahun 2012, yaitu: Pertama, Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma. Ketiga, Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. Guna mencapai ketiga fungsi tersebut, maka dirasa perlu untuk menciptakan proses pendidikan di perguruan tinggi yang berfokus kepada: Pertama, Membangun kecerdasan komputasi yang terkonektivitas di segala aspek. Kedua, Membangun nilai unsur kemanusiaan sebagai penggerak di dalam mengumpulkan, menganalisis kemudian mengubah menjadi informasi yang bermakna guna diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Kedua hal tersebut bisa dicapai, bila pendidikan tinggi menerapkan metode pembelajaran dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Dalam konteks pendidikan yang mengimplementasikan visi pembelajaran abad 21, UNESCO telah membuat 4 (empat) pilar pendidikan, yaitu: Pertama, Learning to how (belajar untuk mengetahui). Kedua, Learning to do (belajar untuk melakukan). Ketiga, Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri yang berkepribadian). Keempat, Learning to live together (belajar untuk hidup bersama). Pendidikan yang membangun kompetensi ”Partnership 21st Century Learning” yaitu framework pembelajaran abad 21 yang menuntut peserta didik memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan di bidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran, inovasi, dan keterampilan hidup.
Craig dan Kohl (2014), menyatakan bahwa pembelajaran untuk membentuk keterampilan dalam menghadapi abad 21 adalah adanya perubahan paradigma pembelajaran dalam membuka peluang untuk efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran, serta aksesibilitas percepatan pembelajaran. Perubahan paradigma pembelajaran dimaksud berupa: Pertama, Fisik ke digital artinya proses pembelajaran menggunakan buku fisik berbasis kertas berubah ke arah penggunaan literasi/platform digital. Kedua, Institusi berfokus pada kebutuhan dan keinginan belajar dari peserta didik artinya penyedia pembelajaran menawarkan banyak pilihan dalam kerangka pembelajaran, untuk memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk memilih sesuai kebutuhan belajarnya, gaya belajar dan gaya hidup. Ketiga, Menetapkan kurikulum untuk menggali sesuatu pengetahuan guna menuju hasil artinya pembelajaran tidak lagi terbatas pada kurikulum yang ditetapkan. Materi pembelajaran dirancang untuk mendorong peserta didik melakukan eksplorasi, meneliti, bereksperimen dan merasakan langsung dari bagian keseluruhan pembelajaran, sehingga topik pembelajaran bisa tertanam dan terintegrasi di dalam pikiran peserta didik dalam jangka waktu yang lama. Keempat, Kelas sebagai proses pembimbingan artinya dukungan pembimbingan secara individual kepada peserta didik sehingga terbentuk pembelajaran refleksif serta sebagai proses dalam membangun keterampilan berpikir, kecerdasan emosional, kesadaran diri, dan meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Kelima, Pembelajaran kolaboratif bagi individu artinya bentuk pembelajaran yang lebih sosial, interaktif dan bersifat menyenangkan untuk mengubah pola pikir yang signifikan, serta mendorong peserta didik dalam berinteraksi dan membangun hubungan satu sama lain. Keenam, Model pembelajaran yang mendorong seseorang untuk menggunakan teknik seluruh otak artinya proses pembelajaran dirancang untuk meningkatkan pengalaman belajar menggunakan daya otak secara efektif sehingga dapat mendukung peningkatan daya ingat, membangun emosional yang positif, meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri. Ketujuh, Kerangka pembelajaran yang tersistematis artinya menciptakan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan untuk berpikir (baik sebagai individu dan secara kolektif), terampil dalam memperoleh dan berbagi pengetahuan, serta memodifikasi perilaku (untuk mencerminkan akan adanya pengetahuan dan wawasan yang baru). Kedelapan, Penggabungan antara belajar dan bermain sebagai suatu bentuk untuk mengeksplorasi, mempelajari hal-hal baru, mempraktikkan keterampilan, membangun hubungan, menggunakan kreativitas, pengambikan resiko yang tepat, serta meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah.
Trilling dan Fadel (2009:7) dalam bukunya menuliskan bahwa keterampilan yang diperlukan dalam Abad 21 adalah: Pertama, Komunikasi lisan dan tertulis. Kedua, Berpikir kritis dan memecahkan masalah. Ketiga, Profesionalisme dan etos kerja. Keempat, Kerja tim dan kolaborasi. Kelima, Bekerja dalam tim yang berbeda. Keenam, Menerapkan teknologi. Ketujuh, Kepemimpinan dan manajemen proyek. Noss (2012) menyatakan bahwa keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 adalah keterampilan yang berorientasi pada proses seperti kerja tim, fleksibilitas, pemecahan masalah, untuk memperhitungkan pergeseran dari kerja material ke produksi non-material dan tanpa bobot.
pembelajaran di era revolusi industri 4.0 dalam perspektif pendidikan tinggi dibutuhkan metode dan model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan:
Pertama, Keterampilan untuk Belajar (Learning Skill), yaitu keterampilan dalam bekerja sama, berkomunikasi, berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).
Kedua, Keterampilan untuk Hidup (Life Skill) yaitu keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan sosial, kemandirian, inisiatif, dan fleksibilitas.
Ketiga, Keterampilan Literasi, yaitu memiliki keterampilan dalam menguasai dan menganalisis atas: Literasi Informasi, Literasi Media, dan Literasi Teknologi (Information Communication and Technologi/ICT Literacy).



Catatan: 10 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar