BAKAT ADALAH POTENSI

 

Bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan dimiliki oleh setiap individu. Bakat merupakan salah satu potensi kekuatan seseorang untuk sukses dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup. Menurut Donald O’Clifton yang dikenal sebagai bapak Strength Psychology, menyebutkan bahwa bakat adalah pola pikiran, perasaan, dan tindakan yang alami, muncul berulang-ulang dan dapat digunakan untuk sesuatu yang produktif. Atau dengan kata lain, bakat adalah karakter kinerja yang produktif.

Berdasarkan Gallup International menyatakan bahwa ada 34 tema bakat, yang dibagi menjadi empat kategori di dalam Talents Mapping, yaitu: Thinking Talents, Influencing Talents, Relating Talents, dan Striving Talents. Talents Mapping Assesment (TMA) yang dikembangkan oleh Rama Royani. TMA ini merupakan alat ukur berbentuk self-report yang mengukur 34 bakat berdasar teori Strength Based yang dikembangkan oleh Gallup.

Thinking Talents berarti orang-orang dengan tema bakat ini adalah orang-orang yang punya kesenangan untuk berpikir, menganalisa dan mengevaluasi. Tema bakat sebagaimana dimaksud disini adalah Futuristic, Strategic, Ideation, Analytical, Learner, Input,  Intellection, Context.

Influencing Talents berarti bahwa jika Anda memiliki dominan tema bakat dibawah ini, maka Anda tergolong orang yang mudah untuk mempengaruhi orang lain. Tema bakat dimaksud disini adalah Command, Activator, Competition, Maximizer, Significance, Self Assueance, Communication, Winning Other Over (WOO).

Relating Talents berarti bahwa jika Anda memiliki dominan tema bakat ini, Anda adalah orang yang sangat mudah untuk membina hubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Tema bakat dimaksud disini adalah: Positivity, Developer, Relator, Includer, Adaptability, Individualization, Connectedness, Empathy.

Striving Talents berarti seseorang yang memiliki semangat. Tema bakat sebagaimana dimaksud disini adalah Restorative, Deliberative, Arranger, Discipline, Consistency/Fairness, Focus, Achiever, Responsibility, Belief.

Di dalam dunia kerja, bakat dibutuhkan agar orang bisa menikmati pekerjaan, cepat menguasai, produktif, dan hasil kerjanya benar-benar berkualitas, atau di dalam Talents Mapping hal tersebut diatas disebut dengan karir 4E, yaitu: karir yang membuat seseorang Enjoy, Easy melakukannya, hasilnya Excellent, dan manfaat bagi orang lain yang disebut dengan Earn.

Hanya saja seringkali dalam kehidupan, pekerjaan yang dilakukan seseorang tidak sesuai dengan bakat yang kita miliki. Perasaan tidak menikmati pekerjaan yang dilakukan, sulit melakukan aktivitas pekerjaan tersebut, dan hasil pekerjaan yang kurang atau tidak berkualitas dapat menjadi sumber kelelahan jiwa dan fisik sehingga tidak mampu berprestasi di tempat kerja. Seringkali juga terjadi adalah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan bakat yang dimiliki tetapi masih bingung bagaimana mengoptimalkan dan berprestasi.

Penulis disini mencoba mengupas sedikit teori tentang bakat yang dikutip dari buku ”Pengembangan Bakat dan Minat Siswa SMK” oleh Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen Kemdikbud. Dalam buku tersebut menuliskan definisi bakat dari Euis (2004) yang mengartikan bakat sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud. Dalam hal ini, bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkan untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan dengan suatu latihan khusus. Bakat mengandung makna kemampuan bawaan yang masih bersifat potensial atau laten, dan memerlukan pengembangan lebih lanjut. Secara sederhana, bakat adalah suatu kemampuan bawaan bersifat potensial, yang masih perlu diasah dan dilatih kembali agar dapat menjadi suatu kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang mumpuni. Beberapa ahli cenderung membedakan bakat atas bakat umum dan bakat khusus. Berbakat diartikan sebagai bakat intelektual (baik umum atau khusus), dan talent sebagai bakat-bakat khusus, misalnya dalam seni musik atau seni rupa. Bakat-bakat tersebut, baik yang masih potensi maupun yang sudah terwujud, meliputi: Pertama, Kemampuan intelektual umum. Kedua, Kemampuan akademik khusus. Ketiga, Kemampuan berpikir secara kreatif-produktif. Keempat, Kemampuan dalam salah satu bidang seni. Kelima, Kemampuan psikomotorik atau kinestetik. Keenam, Kemampuan sosial.

Kemampuan akademik khusus, menjelaskan terkait kemampuan seseorang untuk bekerja dalam angka-angka, bahasa, dan lainnya. Bakat akademik khusus ini memiliki dua belas bakat keahlian, yaitu akuntansi dan keuangan, kimia, ekonomi, bahasa, hukum, matematika, geografi, sejarah, keperawatan, filsafat dan ilmu agama, fisika, dan ilmu kehewanan.

Kemampuan berpikir secara kreatif-produktif, merupakan bakat seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru, dan arsitektur. Bakat kreatif-produktif memiliki delapan bakat keahlian, yaitu arsitektur, katering atau tata boga, komputer dan teknologi informasi, ekologi dan lingkungan hidup, teknik, tata busana, media dan komunikasi, serta teknologi tekstil.

Kemampuan dalam salah satu bidang seni, merupakan bakat seseorang yang mampu mengaransemen lagu, melukis, drama, dan lainnya. Bakat seni terdiri dari enam bakat keahlian yaitu seni tari, seni musik, seni drama, seni dan desain, art, dan kerajinan tangan.

Kemampuan psikomotorik atau kinestetik, merupakan bakat seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggerakkan seluruh tubuh individu, misalnya sepak bola atau voli. Bakat kinestetik terdiri dari olah raga dan permainan.

Kemampuan sosial, merupakan bakat seseorang yang mahir dalam bernegoisasi, berinteraksi, dan berkomunikasi. Bakat sosial ini memiliki empat bakat keahlian, yaitu psikologi, perpustakaan dan informasi, politik dan hubungan internasional, dan sosiologi.

 

Catatan: Toman Sony Tambunan

29 Agustus 2021

 

Tulisan ini sudah dipublikasikan dalam blog penulis: tomansonytambunan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar