Pembelajaran Berbasis Penemuan

 "Pembelajaran Berbasis Penemuan"

Oleh: Toman Sony Tambunan
(Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Pembelajar, Penulis Buku, Praktisi, Peneliti, Konsultan, Editor Buku, Reviewer Jurnal)

 Pembelajaran Berbasis Penemuan atau Penyingkapan (Discovery Learning) adalah model pembelajaran aktif yang bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir, menggali unsur kreatif, dan mempertahankan daya ingat melalui proses menemukan sendiri, dan menyelidiki sendiri sehingga peserta didik mampu memberikan pendapat, serta menemukan konsepnya sendiri.

Tujuan dari pembelajaran berbasis penemuan adalah: Pertama, Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Kedua, Melatih pesera didik untuk lebih mandiri dan lebih mengekplorasi kebutuhannya. Ketiga, Mendukung daya kreativitas dan berpikir kritis dari setiap peserta didik. Keempat, Peserta didik dapat menemukan pola atau situasi yang nyata. Kelima, Peserta didik bisa menganalisis informasi yang diterima sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi tersebut. Keenam, Peserta didik banyak belajar untuk merumuskan strategi tanya jawab yang tidak sesuai dengan kaidahnya, dan menggunakan pertanyaan untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. Ketujuh, Membantu peserta didik dalam membentuk kerja saman yang efektif, saling berbagi informasi, serta kesediaan untuk mendengar dan menggunakan gagasan dari orang lain. Kedelapan, Pembelajaran berbasis penemuan dapat lebih bermakna untuk mendukung peningkatan keterampilan seseorang dalam menemukan pengetahuan yang dia inginkan. Kesembilan, Pembelajaran berbasis penemuan dapat lebih bermakna dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip penting dari yang sudah dipelajari. Kesepuluh, Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam model pembelajaran berbasis penemuan, lebih mudah untuk diterapkan dalam situasi belajar yang baru, dan lebih mudah untuk ditransfer dalam proses pembelajaran lainnya.
Tahapan kerja dalam proses pengembangan model pembelajaran Berbasis Penemuan, yaitu:
Pertama, Pemberian rangsangan (stimulation).
Pada tahapan ini, setiap peserta didik diajak untuk membaca berbagi sumber pengetahuan yang berasal dari buku maupun literatur lainnya, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan atas pengetahuan yang diketahuinya setelah membaca buku. Selanjutnya setiap peserta didik melakukan simulasi dengan melakukan penelusuran (eksplorasi) atau percobaan terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
Kedua, Pengidentifikasian masalah (problem statement). Pada tahapan ini, pendidik memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk mengidentifikasi tentang materi pembelajaran.
Ketiga, Pengumpulan data (data collection). Pada tahap ini, pendidik memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya untuk melakukan pembuktian benar atau tidaknya suatu jawaban sementara (hipotesis) atau saran yang telah diberikan.
Keempat, Pengolahan data (data processing). Pada tahap ini, data atau informasi yang diperoleh peserta didik, selanjutnya dioleh dengan pendekatan wawancara, pengamatan langsung (observasi), penggunaan alat analisis, dan sebagainya. Setelah diolah datanya, maka bisa diuraikan atau dijelaskan dengan baik.
Kelima, Pembuktian (verification). Pada tahap ini, setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan langsung (observasi) untuk menelusuri kebenaran, serta membuktikan benar atau tidaknya suatu jawaban sementara (hipotesis) atas permasalahan.
Keenam, Membuat kesimpulan (generalization). Pada tahap ini, setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan berlaku untuk masalah yang sama dengan mempedomani hasil verifikasi.



Catatan: 10 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar